Selamat datang bagi teman-teman yang ingin mencari informasi tentang ilmu pengetahuan, renungan harian dan berbagai hal dan juga dapat berbagi hal di sini...!!!

Rabu, 13 Januari 2010

Hari Biasa (H)

Senin, Tanggal 11 Januari 2010

BcE. 1 Sam. 1: 1-8; Mzm. 116: 12-13, 14-17, 18-29;
Mark 1:14-20 14 Sesudah Yohanes ditangkap datanglah Yesus ke Galilea memberitakan Injil Allah, 15 kata-Nya: "Waktunya telah genap; Kerajaan Allah sudah dekat. Bertobatlah dan percayalah kepada Injil!" 16 Ketika Yesus sedang berjalan menyusur danau Galilea, Ia melihat Simon dan Andreas, saudara Simon. Mereka sedang menebarkan jala di danau, sebab mereka penjala ikan. 17 Yesus berkata kepada mereka: "Mari, ikutlah Aku dan kamu akan Kujadikan penjala manusia." 18 Lalu merekapun segera meninggalkan jalanya dan mengikuti Dia. 19 Dan setelah Yesus meneruskan perjalanan-Nya sedikit lagi, dilihat-Nya Yakobus, anak Zebedeus, dan Yohanes, saudaranya, sedang membereskan jala di dalam perahu. 20 Yesus segera memanggil mereka dan mereka meninggalkan ayahnya, Zebedeus, di dalam perahu bersama orang-orang upahannya lalu mengikuti Dia.

Renungan
Menjadi Murid Kristus
Pada hari ini Injil menceritakan bagaimana Yesus memanggil murid-murid-Nya yang pertama. Dalam Injil diceritakan bahwa mereka bukanlah dari kalangan yang mengerti kitab suci. Bukan pula dari orang-orang farisi maupun dari golongan imam. Murid-murid yang pertama dipilih oleh Tuhan Yesus adalah mereka dari golongan yang terlupakan dan hidup dipinggiran. Mereka adalah para nelayan. Akan tetapi, itu tidak penting. Bukan masalah pekerjaan yang menentukan siapa yang berhak dan dapat menjadi murid Kristus. Akan tetapi, menjadi murid Kristus berarti mereka yang mau menanggapi panggilan Tuhan Yesus.
Keempan murid pertama Yesus adalah dari golongan nelayan. Mereka dalam adat istiadat bangsa Yahudi tergolong dalam orang-orang terpinggirkan. Akan tetapi, merekalah orang yang mau menanggapi panggilan Yesus dengan tulus dan mau mengikuti dia dengan setia. Yesus sangat membutuhkan orang-orang seperti ini dalam menjalankan misinya. Bukan orang-orang yang mengerti tentang agama akan tetapi tidak setia dalam melaksanakannya. Sedangkan dari kalangan terpinggirkan, walaupun mereka tidak banyak tahu tentang agama, akan tetapi mereka mau setia melaksanakan dan menjalankan dalam hidup mereka.
Perutusan yang ditawarka oleh Yesus bukanlah perutusan yang gampang dan menyenangkan. Perutusan yang ditawarkan oleh Yesus penuh dengan tantangan dan resiko. Banyak orang yang tidak mau mengikuti jalan ini. Akan tetapi, jika ingin menjadi murid Kristus, harus melalui jalan yang amat susah ini. Bahnyak hal akan menjadi penghalang bagi siapa pun yang ingin mengikuti Kristus.
Kitapun sebagai seorang Kristiani, yang menamakan diri sebagai murid ataupun pengikut Kristus, harus senantiasa mengerti akan penderitaan yang akan kita tanggung dan kita hadapi setiap hari. Oleh sebab itu, marilah kita mengikuti teladan Kristus dan menjadi pengikut serta murid-Nya yang setia

Doa
Bapa, Jadikanlah kami menjadi pengikut PuteraMu yang setia. Amin.

Hari Biasa Setelah Penampakan Tuhan (P)

Sabtu, Tanggal 9 Januari 2010

BcE. 1 Yoh. 5: 14-21; Mzm.149: 1-2, 3-4, 5, 6a, 9b;
John 3:22-30 22 Sesudah itu Yesus pergi dengan murid-murid-Nya ke tanah Yudea dan Ia diam di sana bersama-sama mereka dan membaptis. 23 Akan tetapi Yohanespun membaptis juga di Ainon, dekat Salim, sebab di situ banyak air, dan orang-orang datang ke situ untuk dibaptis, 24 sebab pada waktu itu Yohanes belum dimasukkan ke dalam penjara. 25 Maka timbullah perselisihan di antara murid-murid Yohanes dengan seorang Yahudi tentang penyucian. 26 Lalu mereka datang kepada Yohanes dan berkata kepadanya: "Rabi, orang yang bersama dengan engkau di seberang sungai Yordan dan yang tentang Dia engkau telah memberi kesaksian, Dia membaptis juga dan semua orang pergi kepada-Nya." 27 Jawab Yohanes: "Tidak ada seorangpun yang dapat mengambil sesuatu bagi dirinya, kalau tidak dikaruniakan kepadanya dari sorga. 28 Kamu sendiri dapat memberi kesaksian, bahwa aku telah berkata: Aku bukan Mesias, tetapi aku diutus untuk mendahului-Nya. 29 Yang empunya mempelai perempuan, ialah mempelai laki-laki; tetapi sahabat mempelai laki-laki, yang berdiri dekat dia dan yang mendengarkannya, sangat bersukacita mendengar suara mempelai laki-laki itu. Itulah sukacitaku, dan sekarang sukacitaku itu penuh. 30 Ia harus makin besar, tetapi aku harus makin kecil.

Renungan
Melayani dengan Tulus
Injil hari ini mungkin membuat kita bertanya-tanya siapakan sebenarnya yang benar diantara kedua tokoh yang disebutkan sama-sama membabti di tempat yang berdekatan itu. Dalam injil diceritakan, ada perselisihan antara murid-murid Yohanes dengan seorang Yahudi yang datang kepadanya. Mereka mempersoalkan, kenapa Yesus membabtis juga dalam waktu dan tempat yang sama dengan Yohanes, yang menyebabkan perselisihan juga diantara orang Yahudi, mengenai siapakah yang harus diikuti.
Maka, Yohanes dengan tegas berkata: “Ia harus semakin besar, tetapi aku harus semakin kecil” Ini menujukkan bahwa Yohanes sadar siapa dirinya. Dia sadar bahwa dia hanyalah orang yang akan menyiapkan jalan bagi Dia yang akan datang. Dia yang akan membebaskan orang Israel dari penderitaan. Dia yang akan menyelamatkan bangsa Israel. Dia yang telah dijanjikan oleh Allah melalui paranabi. Dia yang telah dinubuatkan.
Yohanes sadar bahwa dirinya tidak dibisa lebih besar dari Yesus yang sedang membabtis ditempat yang sama dengannya. Dia menyadari bahwa kuasa itu tidak akan pernah datang kalau tidak dari Tuhan sendiri. Maka, Yohanes percaya bahwa siapapun yang diikuti kalau memang benar-benar berasal dari Allah itu adalah yang benar.
Injil mengajarkan pada kita hari ini untuk selalu mawas diri dan tidak menuding orang lain mengenai kebenaran yang datang dari Allah. Sebab, apa yang datang dari Allah, Allah sendirilah yang berkarya di dalamnya. Orang lain tidak akan bisa membatalkan apa yang datangnya dari Allah. Maka, marilah kita melayani Allah dengan setulus hati.

Doa
Bapa, bantulah kami hari ini untuk senantiasa dapat melayani Engkau dengan setulus hati.

Hari Biasa Setelah Penampakan Tuhan (P)

Jumat, Tanggal 8 Januari 2010

BcE. 1 Yoh. 5: 5-13; Mzm. 147: 12-13, 14-15, 19-20;
Luk 5:12-16 12 Pada suatu kali Yesus berada dalam sebuah kota. Di situ ada seorang yang penuh kusta. Ketika ia melihat Yesus, tersungkurlah ia dan memohon: "Tuan, jika Tuan mau, Tuan dapat mentahirkan aku." 13 Lalu Yesus mengulurkan tangan-Nya, menjamah orang itu, dan berkata: "Aku mau, jadilah engkau tahir." Seketika itu juga lenyaplah penyakit kustanya. 14 Yesus melarang orang itu memberitahukannya kepada siapapun juga dan berkata: "Pergilah, perlihatkanlah dirimu kepada imam dan persembahkanlah untuk pentahiranmu persembahan seperti yang diperintahkan Musa, sebagai bukti bagi mereka." 15 Tetapi kabar tentang Yesus makin jauh tersiar dan datanglah orang banyak berbondong-bondong kepada-Nya untuk mendengar Dia dan untuk disembuhkan dari penyakit mereka. 16 Akan tetapi Ia mengundurkan diri ke tempat-tempat yang sunyi dan berdoa.
Renungan
Rendahati
Kebanyakan orang cenderung melebih-lebihkan diri jika ia sudah mulai terkenal. Banyak orang akan melihat kelebihannya dan cenderung menolah kekurangannya. Padahal kekurang juga pasti selalu ada dalam diri seseorang, siapa pun dia.
Saya mau memberikan contoh konkrit untuk mengawali renungan ini. Ada dua orang gadis kembar yang sangat cantik. Walau mereka kembar, tetapi mempunyai watak yang berbeda. Katakanlah nama mereka Mariana dengan Mariani. Seperti yang saya katakan, semua sama dalam diri mereka kecuali kepribadian dan watak mereka. Mariana gadis yang cenderung pesolek. Dia sangat suka memamerkan kecantikannya. Dia selalu menunjukkan betapa cantiknya dirinya. Seringkali, dia ingin dikenal banyak orang.
Berbeda dengan Mariani. Dia cenderung tidak terlalu berlebihan. Dia tidak mau macam-macam. Hatinya tulus dan suka menolong orang lain. Sering kali orang memujinya karena sikapnya yang suka menolong orang lain. Akan tetapi, dia lebih cenderung untuk merendahkan diri dan kembali ke dalam dirinya. Dia menyadari di balik semuanya itu Tuhanlah yang berkarya dalam dirinya.
Demikian juga Yesus. Dalam injil hari ini Dia lebih memilih tidak dikenal orang lain dari pada menjadi terkenal. Dia sadar bahwa semua itu demi kemuliaan Allah. Maka, dia mengundurkan diri dan berdoa.
Kitapun sebagai manusia lemah, hendaklah kita sadar bahwa apa yang kita usahakan tidak akan pernah berhasil kalau hanya karena usaha kita semata. Tuhanlah yang senantiasa ada jika kita butuhkan. Oleh sebab itu, kitapun hendaknya selalu rendah hati dan berharap pertolongan dari Tuhan.

Doa
Bapa, bantulah kami agar selalu berharap atas pertolonganMu.

Hari Biasa Sesudah Penampakan Tuhan (P)

Kamis, Tanggal 7 Januari 2010

BcE. 1 Yoh. 4: 19-5:4; Mzm. 72: 1-2. 14. 15bc. 17;
Luk. 4:14-22a 14 Dalam kuasa Roh kembalilah Yesus ke Galilea. Dan tersiarlah kabar tentang Dia di seluruh daerah itu. 15 Sementara itu Ia mengajar di rumah-rumah ibadat di situ dan semua orang memuji Dia. 16 Ia datang ke Nazaret tempat Ia dibesarkan, dan menurut kebiasaan-Nya pada hari Sabat Ia masuk ke rumah ibadat, lalu berdiri hendak membaca dari Alkitab. 17 Kepada-Nya diberikan kitab nabi Yesaya dan setelah dibuka-Nya, Ia menemukan nas, di mana ada tertulis: 18 "Roh Tuhan ada pada-Ku, oleh sebab Ia telah mengurapi Aku, untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin; dan Ia telah mengutus Aku 19 untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan penglihatan bagi orang-orang buta, untuk membebaskan orang-orang yang tertindas, untuk memberitakan tahun rahmat Tuhan telah datang." 20 Kemudian Ia menutup kitab itu, memberikannya kembali kepada pejabat, lalu duduk; dan mata semua orang dalam rumah ibadat itu tertuju kepada-Nya. 21 Lalu Ia memulai mengajar mereka, kata-Nya: "Pada hari ini genaplah nas ini sewaktu kamu mendengarnya." 22 Dan semua orang itu membenarkan Dia dan mereka heran akan kata-kata yang indah yang diucapkan-Nya.

Renungan
Pikiran yang Negatif, tantangan bagi para Perwarta
Ada seorang romo yang bekerja di paroki asalnya. Dia adalah anak seorang yang dikenal amat miskin di stasi tempat dia tinggal. Banyak orang tidak percaya bahwa akhirnya anak petani miskin itu telah menjadi seorang romo. Mereka seakan tidak percaya dan bertanya satu dengan yang lain, bagaimana mungkin orang itu bisa jadi romo? Padalah biaya untuk pendidikan calon imamkan tidak murah? Dari mana orang tuanya mendapatkan uang untuk membiayai pendidikannya?
Banyak orang mulai berpikiran negatif tehadap romo itu. Bahkan, ada yang berpikir sangat jelek tentangnya. Mereka berpikir bahwa romo itu akan menyelewengkan uang paroki untuk membantu keadaan orang tuanya yang begitu miskin. Padahal, tak sedikit pun terbersit dalam pikiran romo itu untuk melakukan hal tersebut. Dia sangat ingin melayani dengan tulus. Akan tetapi, banyak orang yang berpikiran negatif terhadapnya. Setiap kali dia berkunjung ke stasi asalnya, banyak cibiran dan sindiran, karena keadaan kedua orangtuanya itu.
Hal ini pun sering terjadi dalam kehidupan kita sehari-hari. Banyak orang yang telah mengetahui kelemahan dan kekuarang orang tertentu, akan cenderung menganggap orang itu rendah. Banyak pewarta yang dikenal dari keluarga yang sangat berkekurangan selalu dicibirkan dan cenderung tidak dianggap. Padahal, mereka ingin mewartakan dengan lebih baik dan tulus. Mereka tidak ingin apa-apa dari umat. Mereka hanya ingin mewartakan kabar sukacita dari Allah.
Demikian juga yang terjadi pada Tuhan Yesus. Pada injil hari ini, Yesus ditolah di Nazareth, kampung halamanNya sendiri. Orang-orang yang mengenal-Nya menolak untuk mengakuiNya sebagai utusan dari Allah. Mereka mengenal Yesus sebagai tukang kayu miskin di tempat Dia berasal. Jadi, banya orang seolah-olah tidak percaya. Mereka hanya melihat Yesus sebagai tukan kayu, tanpa melihat sisi lain Yesus.
Banyak orang juga sering berpikiran dangkal dan sering menilai orang dari luarnya saja tanpa melihat hati orang itu. Ini adalah kecenderungan yang jelek dari manusia, yakni berpikiran dangkal dan kurang mendalam. Kadang-kadan kehidupan rohani juga dilihat dari sudut yang sangat dangkal dan manusiawi. Semoga injil hari ini mengajak kita untuk berpikiran lebih mendalam dan tidak menilai orang dari kulit luarnya saja.
Doa
Ya Tuhan Yesus, ajarilah kami hari ini untuk dapat menilai orang tidak hanya dari sisi luarnya saja, tetapi juga dari sisi dalam mereka.

Hari Biasa Sesudah Penampakan Tuhan (P)

Selasa, Tanggal 5 Januari 2010

BcE. 1 Yoh. 4: 7-10; Mzm. 72: 1-2, 3-4, 7-8;
Mrk 6:34-44 34Ketika Yesus mendarat, Ia melihat sejumlah besar orang banyak, maka tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan kepada mereka, karena mereka seperti domba yang tidak mempunyai gembala. Lalu mulailah Ia mengajarkan banyak hal kepada mereka. 35Pada waktu hari sudah mulai malam, datanglah murid-murid-Nya kepada-Nya dan berkata: "Tempat ini sunyi dan hari sudah mulai malam. 36Suruhlah mereka pergi, supaya mereka dapat membeli makanan di desa-desa dan di kampung-kampung di sekitar ini." 37Tetapi jawab-Nya: "Kamu harus memberi mereka makan!" Kata mereka kepada-Nya: "Jadi haruskah kami membeli roti seharga dua ratus dinar untuk memberi mereka makan?" 38Tetapi Ia berkata kepada mereka: "Berapa banyak roti yang ada padamu? Cobalah periksa!" Sesudah memeriksanya mereka berkata: "Lima roti dan dua ikan." 39Lalu Ia menyuruh orang-orang itu, supaya semua duduk berkelompok-kelompok di atas rumput hijau. 40Maka duduklah mereka berkelompok-kelompok, ada yang seratus, ada yang lima puluh orang. 41Dan setelah Ia mengambil lima roti dan dua ikan itu, Ia menengadah ke langit dan mengucap berkat, lalu memecah-mecahkan roti itu dan memberikannya kepada murid-murid-Nya, supaya dibagi-bagikan kepada orang-orang itu; begitu juga kedua ikan itu dibagi-bagikan-Nya kepada semua mereka. 42Dan mereka semuanya makan sampai kenyang. 43Kemudian orang mengumpulkan potongan-potongan roti dua belas bakul penuh, selain dari pada sisa-sisa ikan. 44Yang ikut makan roti itu ada lima ribu orang laki-laki.

Renungan
Belas Kasihan
”.... Ia melihat sejumlah besar orang banyak, maka tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan kepada mereka, karena mereka seperti domba yang tidak mempunyai gembala.”
Perikop di atas benar-benar menarik perhatian saya untuk memulai renunang ini. Betapa besarnya kasih Yesus kepada orang-orang yang mengikuti Dia. Dia sangat merasakan apa yang mereka rasakan. Orang-orang yang mengikuti-Nya sudah seharian tidak makan, karena mengikutinya. Dia melihat penderitaan yang besar dalam diri orang-orang yang mengikutinya. Makanya injil hari ini benar-benar menunjukkan belas kasihan yang mendalam dalam diri Tuhan Yesus Kristus. Rasa belas kasihan itu kemudian menggerakkan Yesus untuk memberi mereka makan.
Para murid sempat tidak menyetujui apa yang ingin dilakukan Yesus. Protes ini terjadi karena merekapun hampir tidak makan karena memang tidak ada makanan. ”Hanya lima roti dan dua ikan.” Benar saja, manamungkin makanan sebaganyak itu bisa memberi makan kepada lima ribu orang, itupun hanya laki-laki, belum termasuk permpuan dan anak-anak.
Akan tetapi itukan pikiran manusia. Para murid lupa bahwa Yesus adalah Allah sendiri. Allah sendiri merasa berbelas kasihan kepada umatnya yang sangat membutuhkan pertolonganNya. Yesus perenah berkata dalam bagian lain dari injil, apa yang tidak mungkin bagi manusia, mungkin bagi Allah. Jadi, Tuhan Yesus benar-benar menunjukkan kuasanya. Dia menjadikan orang-orang itu kenyang hanay dengan lima roti dan dua ikan. Bahkan dikatakan masih sisa duabelas keranjang lagi.
Memang, segala sesuatu bersumber dari Allah sendiri dan manusia sendiri berasal dari Allah. Oleh sebab itu, tidak mungkin Allah membiarkan manusia menderita. Dia selalu memberikan apa yang dibutuhkan oleh manusia, walau manusia sering tidak mau menerima kehadiran Tuhan.

Doa
Tuhan Yesus, bantu dan bimbinglah kami agar selalu mengasihi orang lain tanpa pandang bulu.

Hari Biasa Sesudah Penampakan Tuhan (P)

Senin, Tanggal 4 Januari 2010

BcE. 1 Yoh. 3: 22-4: 6; Mzm. 2: 7bc-8, 10-12a;
Mat. 4:12-17, 23-25 12 Tetapi waktu Yesus mendengar, bahwa Yohanes telah ditangkap, menyingkirlah Ia ke Galilea. 13 Ia meninggalkan Nazaret dan diam di Kapernaum, di tepi danau, di daerah Zebulon dan Naftali, 14 supaya genaplah firman yang disampaikan oleh nabi Yesaya: 15 "Tanah Zebulon dan tanah Naftali, jalan ke laut, daerah seberang sungai Yordan, Galilea, wilayah bangsa-bangsa lain, 16 bangsa yang diam dalam kegelapan, telah melihat Terang yang besar dan bagi mereka yang diam di negeri yang dinaungi maut, telah terbit Terang." 17 Sejak waktu itulah Yesus memberitakan: "Bertobatlah, sebab Kerajaan Sorga sudah dekat!"
23 Yesuspun berkeliling di seluruh Galilea; Ia mengajar dalam rumah-rumah ibadat dan memberitakan Injil Kerajaan Allah serta melenyapkan segala penyakit dan kelemahan di antara bangsa itu. 24 Maka tersiarlah berita tentang Dia di seluruh Siria dan dibawalah kepada-Nya semua orang yang buruk keadaannya, yang menderita pelbagai penyakit dan sengsara, yang kerasukan, yang sakit ayan dan yang lumpuh, lalu Yesus menyembuhkan mereka. 25 Maka orang banyak berbondong-bondong mengikuti Dia. Mereka datang dari Galilea dan dari Dekapolis, dari Yerusalem dan dari Yudea dan dari seberang Yordan.

Renungan
Pertobatan dan Kesembuhan
Sejak saat itu Yesus memberitakan: ”Bertobatlah sebab kerajaan Sorga sudah Dekat!” Seruan di atas mau menunjukkan bahwa Yesus mulai mewartakan keselamatan dan pertobatan itu bukan diawali diwilayah Israel. Kita bisa baca dari perikop sebelum teks ini. Ini semakin mengukuhkan bahwa sebenarnya, Yesus bukan saja diutus untuk orang Yahudi saja, tetapi juga bangsa-bangsa lain. Yesus telah memulai karyanya di tanah Zebulon dan Naftali, yang nota bene wilayah bukan Yahudi bahak bisa dikatan orang yang tidak mengenal Allah, seperti yang dikatakan pada ayat 16: bangsa yang dia dalam kegelapan.... perikob ini semakin menguatkan apa yang kita rayakan pada hari sebelumnya.
Akan tetapi yang paling penting adalah ’pertobatan’. Perotbatan yang bagaimana? Kita mungkin harus memulai dari hal-hal yang kecil. Yang pertama kita lakukan adalah meneguhkan hati kita untuk memulai pertobatan yang sesungguhnya. Setelah itu, kitapun mulai bertobat dari hal-hal kecil terlebih dahulu. Kita tidak perlu melakukan hal-hal bersar. Kita bisa mulai dari hal kecil seperti, mulai untuk tidak berbohong dalam hal kecil. Karena dosa yang paling sering muncul adalah dari hal-hal kecil seperti itu dan kebanyakan keluar dari mulut kita. Mulut kita harus benar-benar dikendalikan dengan baik.
Baru kemudia kita instrofeksi diri. Kita mulai masuk dalam hati. Kita mulai membersihkan hati dan pikiran kita. Dengan demikian, kita sedikit demi sedikit mengarahkan pikiran kita kepada Tuhan. Dengan bertobat, kita pun tidak hanya diselamatkan tetapi juga dapat berbagi keselamatan denga orang lain. Berbagi keselamatan berarti kita pun dapat membantu saudara-saudari kita untuk mendapat keselamatan juga.

Doa
Bapa, bantulah kami untuk selalu instroveksi diri dan mulai bertobat demi kemuliaan nama-Mu.

HARI RAYA PENAMPAKAN TUHAN (P)

Minggu, Tanggal 3 Januari 2010

BcE. Yes. 60: 1-6; Mzm. 72: 7-8, 10-11, 12-13; Ef. 3: 2-3a, 5-6;
Mat. 2:1-12 1 Sesudah Yesus dilahirkan di Betlehem di tanah Yudea pada zaman raja Herodes, datanglah orang-orang majus dari Timur ke Yerusalem 2 dan bertanya-tanya: "Di manakah Dia, raja orang Yahudi yang baru dilahirkan itu? Kami telah melihat bintang-Nya di Timur dan kami datang untuk menyembah Dia." 3 Ketika raja Herodes mendengar hal itu terkejutlah ia beserta seluruh Yerusalem. 4 Maka dikumpulkannya semua imam kepala dan ahli Taurat bangsa Yahudi, lalu dimintanya keterangan dari mereka, di mana Mesias akan dilahirkan. 5 Mereka berkata kepadanya: "Di Betlehem di tanah Yudea, karena demikianlah ada tertulis dalam kitab nabi: 6 Dan engkau Betlehem, tanah Yehuda, engkau sekali-kali bukanlah yang terkecil di antara mereka yang memerintah Yehuda, karena dari padamulah akan bangkit seorang pemimpin, yang akan menggembalakan umat-Ku Israel." 7 Lalu dengan diam-diam Herodes memanggil orang-orang majus itu dan dengan teliti bertanya kepada mereka, bilamana bintang itu nampak. 8 Kemudian ia menyuruh mereka ke Betlehem, katanya: "Pergi dan selidikilah dengan seksama hal-hal mengenai Anak itu dan segera sesudah kamu menemukan Dia, kabarkanlah kepadaku supaya akupun datang menyembah Dia." 9 Setelah mendengar kata-kata raja itu, berangkatlah mereka. Dan lihatlah, bintang yang mereka lihat di Timur itu mendahului mereka hingga tiba dan berhenti di atas tempat, di mana Anak itu berada. 10 Ketika mereka melihat bintang itu, sangat bersukacitalah mereka. 11 Maka masuklah mereka ke dalam rumah itu dan melihat Anak itu bersama Maria, ibu-Nya, lalu sujud menyembah Dia. Merekapun membuka tempat harta bendanya dan mempersembahkan persembahan kepada-Nya, yaitu emas, kemenyan dan mur. 12 Dan karena diperingatkan dalam mimpi, supaya jangan kembali kepada Herodes, maka pulanglah mereka ke negerinya melalui jalan lain.

Renungan
Tuhan datang buat semua orang
Hari Raya Penampakan Tuhan merupakan salah satu menjadi puncak dari perayaan Natal. Bahkan gereja Ortodoks merayakan hari raya natal pada saat perayaan ini. Hari Raya Penampakan adalah hari raya yang mau mengatakan bahwa Tuhan Yesus lahir bukan saja untuk orang Yahudi, tetapi untuk orang-orang yang percaya kepada-Nya dan perutusan yang akan dijalankannya.
Injil hari ini menceritakan bahwa orang-orang majus dari timur menemukan di mana Yesus dilahirkan. Mereka sangat bersukacita karena telah menemukan di mana tempat kelahiran Yesus. Mereka menyampaikan hadiah sebagai rasa syukur mereka atas kelahiran sang Raja pembawa keselamatan.
Ini semakin menguatkan bahwa Kelahiran Yesus adalah sukacita bersar bagi dunia. Bukan saja bagi bangsa Yahudi, tetapi juga bagi setiap orang yang menantikan dan mengharapkan kedatangannya.

Doa
Ya Yesus, kami bersyukur atas kelahiranmu ke dunia ini untuk kami.

Pw. St. Basilius Agung dan Gregorius dr Nazianze, UskPujG (P)

Sabtu, Tanggal 2 Januari 2010

BcE. 1 Yoh. 2: 22-28; Mzm. 98: 1, 2-3ab, 3cd-4;
Yoh. 1:19-28 19 Dan inilah kesaksian Yohanes ketika orang Yahudi dari Yerusalem mengutus beberapa imam dan orang-orang Lewi kepadanya untuk menanyakan dia: "Siapakah engkau?" 20 Ia mengaku dan tidak berdusta, katanya: "Aku bukan Mesias." 21 Lalu mereka bertanya kepadanya: "Kalau begitu, siapakah engkau? Elia?" Dan ia menjawab: "Bukan!" "Engkaukah nabi yang akan datang?" Dan ia menjawab: "Bukan!" 22 Maka kata mereka kepadanya: "Siapakah engkau? Sebab kami harus memberi jawab kepada mereka yang mengutus kami. Apakah katamu tentang dirimu sendiri?" 23 Jawabnya: "Akulah suara orang yang berseru-seru di padang gurun: Luruskanlah jalan Tuhan! seperti yang telah dikatakan nabi Yesaya." 24 Dan di antara orang-orang yang diutus itu ada beberapa orang Farisi. 25 Mereka bertanya kepadanya, katanya: "Mengapakah engkau membaptis, jikalau engkau bukan Mesias, bukan Elia, dan bukan nabi yang akan datang?" 26 Yohanes menjawab mereka, katanya: "Aku membaptis dengan air; tetapi di tengah-tengah kamu berdiri Dia yang tidak kamu kenal, 27 yaitu Dia, yang datang kemudian dari padaku. Membuka tali kasut-Nyapun aku tidak layak." 28 Hal itu terjadi di Betania yang di seberang sungai Yordan, di mana Yohanes membaptis.

Renungan
Kejujuran
Perikop kali ini merupakan pengakuan Yohanes Pembabtis tentang siapa dirinya dan siapa yang akan diutus meyelamatkan orang-orang Israel. Pada Injil hari ini diceritakan bahwa Yohanes tidak berbohong tentang apapun yang dibicarakan. Ini bukan siapa yang menjadi utusan dan siapa yang menjadi siapa. Akan tetapi, bagi Yohanes kejujuran dari setiap perkataan adalah yang terpenting. Maka ketika utusan-utusan dari pemuka Yahudi betanya tentang siapa dirinya, dia tidak menyebutka siapa-siapa dia berkata bahwa, dia bukanlah mesias, karena dia memang bukan mesias. Dia juga berkata bahwa dia bukanlah Elia, karena dia memang bukan Elia tetapi Yohanes. Dia juga berkata bahwa dia bukanlah nabi yang akan datang. Dia hanya berkata kalau dia adalah ”suara orang yang berseru-seru di padang gurun: Luruskanlah jalan bagi Tuhan!”
Kejujuran Yohanes ini menuai pertanyaan dari orang Farisi mengenai kegiatannya yang membabtis orang, karena dia bukanlah mesias. Karena menurut kepercaan orang Yahudi saat itu, bahwa mesias yang akan datang itu akan membabtis orang dan menyerukan pertobatan. Ini adalah keraguan terbesar dari orang Yahudi. Kalau memang Yohoanes bukan mesias lalu mengapa ia mambabtis?
Lalu Yohanes kembali menjelaskan kalau dia hanya membabtis dengan air tetapi orang yang dimaksudkan orang Yahudi itu akan membabtis dengan cara yang jauh berbeda. Dalam pengakuan Yohanes itu juga disebutkan kalau untuk membuka tali kasut-Nyapun dia tidak pantas. Boleh dikatakan bahwa orang yang akan datang itu jauh lebih besar dari pada Yohanes Pembabtis.
Perikop kali ini mengajarkan kepada kita bahwa suatu pengakuan yang jujur akan selalu menuai pertanyaan dari orang-orang yang selalu berpikiran sirik. Oleh sebab itu, baiklah setiap orang jujur dalam memberitakan segala sesuatu. Sebab kalau tidak, pasti akan ketahuan juga kebohongan itu. Karena tidak mungkin orang dapat menyimpan bangkai dalam waktu lama, karena pada suatu ketika baunya akan tercium juga. Demikian juga dengan kebohongan.

Doa
Bapa, bantulah kami untuk selalu berkata jujur kepada siapapun.

HARI RAYA SANTA PERAWAN MARIA BUNDA ALLAH (P)

Jumat, Tanggal 1 Januari 2010

BcE. Bil. 6:22-27; Mzm. 67: 2-3, 5, 6, 8; Gal. 4: 4-7;
Luk. 2:16-21 16 Lalu mereka cepat-cepat berangkat dan menjumpai Maria dan Yusuf dan bayi itu, yang sedang berbaring di dalam palungan. 17 Dan ketika mereka melihat-Nya, mereka memberitahukan apa yang telah dikatakan kepada mereka tentang Anak itu. 18 Dan semua orang yang mendengarnya heran tentang apa yang dikatakan gembala-gembala itu kepada mereka. 19 Tetapi Maria menyimpan segala perkara itu di dalam hatinya dan merenungkannya. 20 Maka kembalilah gembala-gembala itu sambil memuji dan memuliakan Allah karena segala sesuatu yang mereka dengar dan mereka lihat, semuanya sesuai dengan apa yang telah dikatakan kepada mereka. 21 Dan ketika genap delapan hari dan Ia harus disunatkan, Ia diberi nama Yesus, yaitu nama yang disebut oleh malaikat sebelum Ia dikandung ibu-Nya.

Renungan
Tahun Baru Semangat Baru
Hari ini merupakan permulaan dari tahun yang baru, tahun 2010. Pada hari ini juga, Gereja merayakan Hari Raya Santa Perawan Maria Bunda Allah. Banyak orang yang meragukan perayaan ini, terutama dari kalagan agama lagi, tidak terkecuali dari saudara kita Protestan. Mereka melihat Bunda Maria hanya sebagai bunda biologis dari Yesus sebagai manusia. Mereka tidak melihat peran bunda Maria yang sangat penting dalam misteri keselamatan, sehingga gelar itu sebenarnya patut disematkan pada nama Bunda Maria.
Jika Bunda Maria adalah bunda Yesus, dan setiap orang Kristen percaya kalau Yesus adalah Tuhan dan Allah, maka secara otomatis Bunda Maria adalah bunda Tuhan/ Allah. Bunda Maria memang bukanlah Allah, tetapi jika Allah sendiri ingin lahir dari Bunda Maria, siapakah yang akan melarang.
Coba kita reungkan bersama, apakah karya penyelamatan melalui Tuhan Yesus akan tercapai, jika saja Bunda Maria tidak dengan tulus mau menerima kabar gembira yang diberitakan oleh malaikan Gabriel kepadanya? Kita bisa bayangkan, berapa besar masalah yang akan ditanggung oleh Maria ketika banyak orang tahu kalau dia hamil diluar nikah. Apalagi dalam tradisi Israel saat itu, orang yang hamil di luar nikah adalah perbuatan zinah, dan hukumannya adalah hukuman mati. Begitu beratnya beban yang ditanggung oleh Bunda Maria. Akan tetapi, dia tidak menolah Sabda Allah yang akan dibayanya dalam dirinya. Dia tetap menyimpan semua itu dan merenungkannya. Dengan demikian Bunda Maria telah mengajarkan kita untuk menjadi seorang yang tulus dan selalu berefleksi tentang apapun yang kita alami.
Demikian juga pada injil hari ini, Bunda Maria digambarka sebagai orang yang sangat tulus dan mennyimpan serta mereflesikan apa yang dialaminya. Oleh sebab itu saudara-saudari yang terkasih, marilah kita dengan teladan Bunda Maria juga selalu bereflesi dan merenungkan bahwa Tuhan selalu berkarya dalam setiap segi kehidupan kita.

Doa
Bapa, bantulah kami selalu untuk mampu merefleksian setiap segi dari kehidupan kami. Amin.