Selamat datang bagi teman-teman yang ingin mencari informasi tentang ilmu pengetahuan, renungan harian dan berbagai hal dan juga dapat berbagi hal di sini...!!!

Rabu, 13 Januari 2010

Pw. St. Basilius Agung dan Gregorius dr Nazianze, UskPujG (P)

Sabtu, Tanggal 2 Januari 2010

BcE. 1 Yoh. 2: 22-28; Mzm. 98: 1, 2-3ab, 3cd-4;
Yoh. 1:19-28 19 Dan inilah kesaksian Yohanes ketika orang Yahudi dari Yerusalem mengutus beberapa imam dan orang-orang Lewi kepadanya untuk menanyakan dia: "Siapakah engkau?" 20 Ia mengaku dan tidak berdusta, katanya: "Aku bukan Mesias." 21 Lalu mereka bertanya kepadanya: "Kalau begitu, siapakah engkau? Elia?" Dan ia menjawab: "Bukan!" "Engkaukah nabi yang akan datang?" Dan ia menjawab: "Bukan!" 22 Maka kata mereka kepadanya: "Siapakah engkau? Sebab kami harus memberi jawab kepada mereka yang mengutus kami. Apakah katamu tentang dirimu sendiri?" 23 Jawabnya: "Akulah suara orang yang berseru-seru di padang gurun: Luruskanlah jalan Tuhan! seperti yang telah dikatakan nabi Yesaya." 24 Dan di antara orang-orang yang diutus itu ada beberapa orang Farisi. 25 Mereka bertanya kepadanya, katanya: "Mengapakah engkau membaptis, jikalau engkau bukan Mesias, bukan Elia, dan bukan nabi yang akan datang?" 26 Yohanes menjawab mereka, katanya: "Aku membaptis dengan air; tetapi di tengah-tengah kamu berdiri Dia yang tidak kamu kenal, 27 yaitu Dia, yang datang kemudian dari padaku. Membuka tali kasut-Nyapun aku tidak layak." 28 Hal itu terjadi di Betania yang di seberang sungai Yordan, di mana Yohanes membaptis.

Renungan
Kejujuran
Perikop kali ini merupakan pengakuan Yohanes Pembabtis tentang siapa dirinya dan siapa yang akan diutus meyelamatkan orang-orang Israel. Pada Injil hari ini diceritakan bahwa Yohanes tidak berbohong tentang apapun yang dibicarakan. Ini bukan siapa yang menjadi utusan dan siapa yang menjadi siapa. Akan tetapi, bagi Yohanes kejujuran dari setiap perkataan adalah yang terpenting. Maka ketika utusan-utusan dari pemuka Yahudi betanya tentang siapa dirinya, dia tidak menyebutka siapa-siapa dia berkata bahwa, dia bukanlah mesias, karena dia memang bukan mesias. Dia juga berkata bahwa dia bukanlah Elia, karena dia memang bukan Elia tetapi Yohanes. Dia juga berkata bahwa dia bukanlah nabi yang akan datang. Dia hanya berkata kalau dia adalah ”suara orang yang berseru-seru di padang gurun: Luruskanlah jalan bagi Tuhan!”
Kejujuran Yohanes ini menuai pertanyaan dari orang Farisi mengenai kegiatannya yang membabtis orang, karena dia bukanlah mesias. Karena menurut kepercaan orang Yahudi saat itu, bahwa mesias yang akan datang itu akan membabtis orang dan menyerukan pertobatan. Ini adalah keraguan terbesar dari orang Yahudi. Kalau memang Yohoanes bukan mesias lalu mengapa ia mambabtis?
Lalu Yohanes kembali menjelaskan kalau dia hanya membabtis dengan air tetapi orang yang dimaksudkan orang Yahudi itu akan membabtis dengan cara yang jauh berbeda. Dalam pengakuan Yohanes itu juga disebutkan kalau untuk membuka tali kasut-Nyapun dia tidak pantas. Boleh dikatakan bahwa orang yang akan datang itu jauh lebih besar dari pada Yohanes Pembabtis.
Perikop kali ini mengajarkan kepada kita bahwa suatu pengakuan yang jujur akan selalu menuai pertanyaan dari orang-orang yang selalu berpikiran sirik. Oleh sebab itu, baiklah setiap orang jujur dalam memberitakan segala sesuatu. Sebab kalau tidak, pasti akan ketahuan juga kebohongan itu. Karena tidak mungkin orang dapat menyimpan bangkai dalam waktu lama, karena pada suatu ketika baunya akan tercium juga. Demikian juga dengan kebohongan.

Doa
Bapa, bantulah kami untuk selalu berkata jujur kepada siapapun.

1 komentar:

Darmawan mengatakan...

Salam kenal, good luck