Selamat datang bagi teman-teman yang ingin mencari informasi tentang ilmu pengetahuan, renungan harian dan berbagai hal dan juga dapat berbagi hal di sini...!!!

Rabu, 05 Januari 2011

Kartu Natal


Ringkasan cerita:
Cerita ini meceritakan tentang seorang pemuda bernama Antonius (Anton) yang selalu merayakan Natal bersama teman-teman sekantor dan teman yang terdekat di rumahnya. Tetapi ia juga mempunyai teman lama yang sering mengirim kartu natal kepadanya tetapi tidak berisi dan tanpa alamat. Pada suatu malam, saat acara natalan yang diadakannya selesai, sang pacar yang bernama Lili melihat semua kado yang telah diberikan oleh teman-teman Anton yang sengaja diletakkan di bawah pohon natal. Ketika sedang asyik melihat kado-kado itu, tiba-tiba matanya tertuju pada sebuah kartu natal yang bentuknya unik. Tak sengaja dibukanya kartu itu dan ia tidak melihat apa-apa di kartu itu kecuali foto Anton dengan seorang gadis yang ternyata bernama Mawar. Mulanya Lili cemburu melihatnya. Tetapi setelah Anton menjelaskan dengan panjang lebar, akhirnya Lili mau mengerti. Malah setelah mendengar cerita Anton itu, ia ingin sekali berjumpa dengan orang yang ternyata adalah teman Anton itu. Tanpa diduga, Mawar datang ke rumah Anton pada malam itu juga.

Para pemeran:
Anton Lili
Anton ‘l’ Mawar
Ayah Ibu
Ririn Roni

Keterangan:
Anton ‘l’  Anton yang lain berada di angan-angan dan sebaiknya lebih muda dari yag memerankan Anton.
suara prolok utama.
suara Idiperankan oleh pemeran Anton dari balik layar.
Mawarsebaiknya dibagi dua juga, yakni Mawar yang berperan bersama Anton ‘l’ lebih muda dari yang berperan pada akhir babak.
Setiap babak ditentukan oleh kesepakatan para pemain.
Hendaknya para pelakon tidak berpatokan pada teks, usahakan agar tidak hanya mengahapal teks tetapi juga menghayati peran masing-masing.
K.Anton keluarga Anton
Hendaknya pemain ditambah lebih-kurang sepuluh orang sebagai tamu pada pesta natal di rumah Anton.
Yang diberi tanda * adalah saran untuk jedah, karena teks ini memang tidak diberi babak perbabak.

Suara :Disuatu malam Natal yang indah, yang dipenuhi dengan hiasan natal yang turut menambah semaraknya suasana. Seluruh orang di kota ini sangat meresapi makna dari natal itu sendiri. Demikian juga dengan Antonius. Direktur muda yang akrab dipanggil Anton itu selalu merayakan Natal di rumahnya bersama dengan teman-temannya sehabis mengikuti misa di Gereja “Gembala Baik” Batu. Lelaki kelahiran Medan itu tinggal tidak jauh dari Gereja. Rumah yang cukup sederhana itu sudah mulai dipenuhi oleh para undangan….(Buka layar)

Anton :(naik ke pentas menggandeng Lili) “Hai teman-teman, selamat datang di pesta natal yang cukup sederhana ini….! Kuharap kalian menikmati malam natal yang indah ini….” ( Anton membuat kata sambutan harap ditambah sendiri) “….sekarang mari kita bersulang dan bergembiralah !”
Roni :” Hei…, Anton….!!!”
Anton :(mencari asal suara dan menemukannya, lalu…) “Hei…, Roni….!!!” (turun menuju orang yang memanggilnya tadi bersama sang kekasih) “ Apa kabarmu…!!!?”(berjabat tangan)
Roni :”Seperti yang kamu lihat, sobat…!!! Makin makmur saja kamu setelah pindah di Malang ini…”
Anton :”Ah kamu bisa saja…, kamu yang semakin makmur…”
Roni :(berbisik) “Pacarmu boleh juga Ton…, kenalin dong..???” (mereka berdua tetawa)
Anton :”Boleh…, siapa takut…!!! Lili…” (sambil memegang pundak Lili yang dari tadi bicara dengan undangan yang lain didekat mereka)
Lili :(menoleh kepada Anton) “Ada apa bang…?”
Anton :”Kenalkan … sahabatku, Roni…”
(Lili dan Roni saling berjabat tangan sambil memperkenalkan diri)
Roni :”Roni….”
Lili :”Lili…”
Roni :”Kamu cantik deh…, baru kali ini aku kenalan dengan gadis secantik kamu. Di pesta natal, lagi….”
Lili :”Ah kamu bisa aja, Ron…”(tersipu malu)
Anton :(senyum) “Kalau kamu mau …, ambil aja…; aku nggak marah kok…”
Lili :”Ah… bang Anton…” (sambil mencubit lengan Anton yang menggandeng lengannyanya, dengan manjanya)
Anton :”Aduh…! Aku hanya bercanda, kok…” (mereka tertawa gembira) “Ron…, kapan kamu datang dari Jakarta…. ?”
Lili :”Kamu dari Jakarta, toh…?” (potong Lili, Roni hanya mengangguk saja)
Roni :”Kemarin… dan malam ini aku harus kembali.., soalnya masih banyak yang harus kukerjakan. Jadi kuharap kamu maklum jika aku ndak dapat tinggal lebih lama. Jika kamu mau ngantarin ke bandara boleh juga….” (bercanda)
Anton :”Mm…mm…mm…” (sambil berfikir)
Roni :”Bercanda kok, jangan teralu dipikirkan….” (menepuk pundak Anton)
Anton :”Tadinya aku mau ngantarin, tapi karena kamu bilang nggak usah ya..sudah, nggak jadi…”
Roni :”Sialan…kamu…, tadinya aku yang mau ngerjain kamu, malah aku yang balik kamu kerjain…” (mereka tertawa)
Lili :”Sebentar kalian kutinggal dulu…, ada yang ingin kukerjakan…” (seraya meninggalkan kedua sahabat itu menuju pentas)
Roni :“mau ke mana dia?”
Anton :”Lihat saja nanti…! Kamu kutinggal dulu, aku juga ingin menyapa tamu yang lain. Kuharap kamu nggak malu-malu, anggap aja rumah sendiri. ”
Roni :”Ok….”
Lili :(sementara Lili mulai menyanyi di pentas) “Teman-teman aku akan mencoba menyumbangkan sebuah lagu di natal yang bahagia ini (menyanyi....* selesai menyanyi dan orang- orang bertepuk tangan) “Terimakasih....” (turun ari pentas, sementara itu orang-orang juga sudah mulai berpulangan dan akhirnya tinggal Roni)
Roni :(juga turut pamit setelah tamu-tamu tinggal sedikit) “Wah... sudah waktu nih...! Aku juga pamit dulu Ton,..
Anton :”Loh kok cepat amat..?”
Lili :”Iya nih..., kok cepet amat...! Bukankah kita bisa lebih lama lagi ngobrol.”
Roni :”Pengennya sih gitu..., tapi aku harus pulang hari ini ke Jakarta untuk beresin pekerjaan yang masih tertunda, agar besok malam aku dapat pulang ke Medan untuk merayakan natal bersama sanak saudara.”
Anton :”Kalo begitu, ya...sudah.... ! Semoga kamu sampai dengan selamat...dan hati-hati di jalan...” (sementara lili telah masuk ke dalam rumah)
Roni :”Yo’i....”(berjabat tangan) “Oh..,ya...hampir lupa....”
Anton :”Ada apa lagi Ron....”
Roni :”Ini ada titipan dari seseorang...”
Anton :”Dari siapa Ron....???”
Roni :”Sudahlah nanti juga kamu tahu...., aku pamit dulu...” (ketika Roni berlalu Anton dengan bingungnya berbalik ke dalam rumah sambil membolak-balik surat tersebut)
Lili :”Roni sudah pulang bang...” (Anton hanya dian saja karena kebingungannya, sambil membolak balik amplop yang ada di tangannya) “Loh .., kok malah bengong....” (melihat surat yang diletakkan Anton di meja, dan mengambilnya) “Surat dari siapa itu...”
Anton :“Entah...” (pergi ke kamarnya untuk mengganti pakaian, sementara Lili sedang membaca isi amplop itu)
Lili :“Bang...bang Anton...!!!”
Anton : (Anton keluar dan terkejut ketika melihat muka Lili yang rada lain) “Ada apa Li..., malam-malam begini kok teriak- teriak...,malukan didengar tetangga..???”
Lili :“Biarin, aku mau nanya sama abang: Mawar itu siapa bang..., dan megapa abang selama ini merahsiakannya dariku...?”
Anton :“Mawar...., Dari mana kamu tahu nama itu...”
Lili :“Sudahlah abang nggak usah nutup-nutupin kebejatan abang...Semua laki-laki sama saja...semua hidung belang...”
Anton :“Tutup mulutmu....!!!!” (seraya ingin menampar Lili)
Lili :“Ayo tampar..., memang semua laki-laki sama saja...”
Anton :(mecoba sabar) “Lili..., abang sangat mencintaimu, nggak mungkin abang berbuat sekeji itu...”
Lili :“Ini...buktinya...” (sambil memberikan kartu natal yang kosong, dan hanya berisikan nama Anton dan Mawar...)
Anton :”Oh...ini yang membuatmu marah....” (tesenyum sambil mendekati Lili) “Mawar itu adalah sahabatku yang sudah kuanggap sebagai kakak angkatku...”
Lili :”Lalu kenapa abang tidak pernah menceritakannya padaku... Kamu pasti bohong...!!!”
Anton :”Kalo kamu ingin tau yang sebenarnya, baiklah aku akan ceritakan, tatapi kamu harus janji dulu kalo kamu tidak akan marah lagi...” (Lili hanya diam di tempat duduknya) “Li..., sebenarnya aku sengaja merahasiakan ini..., karena sudah lama aku tidak pernah berjumpa lagi dengannya... Memang sih suratnya selalu datang, tetapi tanpa alamat. Oleh karena itu kucoba terus untuk diam sebelum aku tau dimana dia....”
Lili :”Bohong..!!!”
Anton :”Dengar dulu penjelasanku..., mungkin kalo nggak ada dia, kita tidak akan pernah bertemu.....” (Lili kembali terdiam) “ Kejadian itu sudah lama berlalu..., dan aku masih ingat...saat itu kami sekelas sedang kemping ke Pulau Samosir. Tiba-tiba bus yang kami tumpangi mengalami kecelakaan. Dalam kecelakaan itu enam orang meninggal termasuk Anita, seorang gadis yang saat itu sangat berarti buatku...” (Lili hanya diam) “Aku sangat mencintainya, dan kami telah berjanji akan sehidup semati, tapi kenyataannya lain…”
Lili :”Aku turut prihatin bang….” (Anton hanya manggut-manggut seraya menyesali semua itu) “lalu kamu, bagaimana nasipmu..???”
Anton :”Aku bersama sembilan orang yang lainnya mengalami luka yang cukup serius, sedangkan sisanya hanya luka ringan saja….Saat itu aku mendapat luka yang cukup serius di kepala. Dan hasil pemerikasaan dokter aku lupa ingatan sebab tidak ada yang kuingat kecuali nama Anita yang sangat kucintai. Bahkan diriku sendiri aku tidak ingat.”
Lili :”Terus…?”
Anton :”Terus….,”* (layar ditutup dan dengan cepat panggung beganti suasana) “beberapa hari kemudian…, tiba-tiba… aku telah berada di rumah….dan ketika aku bangun…. aku melihat telah ada seorang gadis yang tertidur di sampingku, dan aku nggak kenal siapa dia. Ketika itu….”
Anton’l’ :( Anton terbangun dan Mawar tiba-tiba terbangun) “Aduh…..”
Mawar : “Eh…, kamu telah sadar Ton…? Mari kubantu” (membantu Anton untuk bangkit dari tidur ke kursi rodanya)
Anton’l’ :(heran..) “Siapa kamu…?”
Mawar :”Aku…aku…, ah…sudahlah, kamu makan dulu yah…?” (mengambil nasi yang telah terhidang di meja dekat tempat tidur Anton)
Anton’l’ :”Nggak mau…!!! Katakan dulu siapa kamu…”
Mawar :”Pasti kuceritakan, nanti setelah kamu selesai makan….sini aku suapin…”
Ibu :”Bagaimana Mawar…, sudah ada perkembangan..???”
Mawar :”Belum tante…makan saja kayaknya susah….”
Ibu :”Anton…ayo makan nak…,nanti kamu sakit……”
Anton’l’ :(bingung) “Ibu ini siapa…?”
Mawar :”Di…dia…ibumu Anton….”
Anton’l’ :”Ibuku….?” (Mawar menganggukkan kepala) “Ibuku siapa….?” (ibu Anton menangis lalu pergi yang kemudian diikuti oleh Mawar)
Mawar :”Tante…!!!”(Mawar mengejar) Tante…tunggu dulu…”
Ibu :”Tante nggak tahan Mawar…,” (menangis) “tante nggak tahan mendengar semuanya itu…”
Mawar :”Tante…kita harus sabar menghadapi semua ini…, mungkin ini adalah cobaan dari Tuhan…yang harus kita hadapi…Kita hanya dapat berdoa…agar Anton dapat kembali seperti semula…”
Ibu :”Makasih ya, War…, kamu sungguh mempehatikan Anton. Tante…nggak tahu bagaimana membalas kebaikanmu….”
Mawar :”Tante…jangan berkata begitu…,” (mereka berpelukan) “Anton-kan sudah kuanggap adik anggkatku…, jadi wajib dong aku membantunya…Sekarang tante istirahat saja dulu” (ibu Anton pergi)
Suara I :”Kak Mawar sangat sedih saat itu…sangkin sedihnya…,air matanya pun tak dapat ia tahan lagi…” (Mawar menangis, sedih)
Mawar :”Ton…benar kamu nggak ingat aku lagi…?” (sambil menjumpai Anton dengan air mata yang masih membasahi wajahnya) “Aku Mawar…Nton…aku Mawar…sahabatmu…”
Anton’l’ :”Mawar…, sahabatku….”(Mawar hanya mengangukkan kepala) “Mawar…, Mawar…” (kepala Anton pusing, dan tak sengaja ia menjalankan kursi rodanya) “Mawar…, Mawar… tidaaaaaaakkkkk…..!!!!” (Terjatuh dari kursi rodanya lalu pingsan)
Mawar :”Antooooonnnnn…..!!!!”*
Suara I :”Ketika aku jatuh Mawar sangat panik dan memanggil-manggil,namun nggak ada yang nyahut. Dia berusaha membopongku ke tempat tidurku, dan membaringkan aku di sana. Dan anehnya lagi dia tetap setia menjagaku saat aku pingsan itu…”
Anton’l’ :(Anton gelisah dalam tidurnya) ”Mawar….kak….Mawar…”(Mawar yang tidur sambil duduk di samping Anton, terbangun)
Mawar :”Ya….Anton…, aku di sini…” (memegang tangan Anton)
Anton’l’ :”K’k…kak…kak…Mawar….di mana aku?”
Mawar :”Nton…syukurlah kamu sekarang udah sadar…”
Anton’l’ :”Di mana…ini…kak…?”
Mawar :”Kamu di rumah Nton…”
Anton’l’ :(ibu Anton tiba-tiba datang dengan ayahnya)”Ayah…ibu….”
Ayah :”Syukurlah kamu sudah sadar, Ton.”
Ibu :”Bagaimana perasaanmu sekarang…?”
Anton’l’ :”Ngak….apa-apa kok bu, hanya sedikit sakit pada kepalaku…ini tidak terlalu parah…”
Ibu :”Syukurlah kalau tidak terlalu parah, kami sempat gelisah tadi…”
Anton’l’ :”Anita…, Anita…, dia di mana…?” (ayah dan ibu Anton tiba-tiba saling pandang, raut wajah yang hadir di situ tiba-tiba berubah) “Katakan..di mana Anita…? Bu…,ayah…di mana dia…? Apa yang terjadi dengannya…?”
Mawar :”Anton…” (memegang pundak Anton) “Anita…,Anita…, Anita…”
Anton’l’ :”Kenapa dengan Anita…, Kenapaaaa…!!!!”
Ririn :”Kak…, kak Anita…mmmm…,kak Anita telah tiada…”
Anton’l’ :”Tiiiiidaaaaakkkkkk…!!!!!!!” (lagu sendu)*
Mawar :”Anita meninggal saat kecelakaan itu. Jadi tabahkan dirimu, Anton…mungkin dia telah bahagia sekarang di sana…mungkin ia telah bertemu dengan Tuhan di surga…” (layar perlahan-lahan ditutup)*
Suara I :Ketika itu aku sangat terpukul karena kejadian itu…, dan kalau tidak ada dia yang menghiburku, entah apa jadinya aku ini sekarang. Mungkin kita tidak akan pernah berjumpa. (perlahan layar dibuka kembali, tinggal Anton dan Lili dalam suasana Natal)
Anton :”Pernah juga ibu memintanya untuk tunangan denganku, tapi ia menolak karena ia telah menganggapku adiknya sendiri.”
Lili :(sedih) ”Maafkan aku bang…,aku telah salah menilai…”
Anton :”Sudahlah…” (potong Anton) “sudahlah semua itu telah lama berlalu…” (bel berbunyi, Anton dan Lili heran) “Siapa yang melam-malam begini bertamu…?” (membukakan pintu)
K.Anton :”Selamat Natal…!!!”
Anton :”Ayah….” (heran) “ibu…, kapan kalian datang?
Lili :”Siapa bang Anton?” (sambil menghampiri Anton)
Anton :”Li…, perkenalkan mereka ini adalah ayah, ibu beserta saudariku Ririn…” (lili terkejut sambil berjabat tangan, keluarga Anton pun heran) “ayah …ibu…dia ini Lili, calon menantu ayah dan ibu…” (ibu berjabat memeluk Lili dengan penuh kasih sayang)
Ayah :”Loh…mengapa kamu tidak beritahu sebelumnya….?”
Ririn :”Iya…kak…, jadi kitakan tidak begitu heran…”
Anton :”Sebenarnya…., aku ingin memberi kejutan untuk kalian…”
Ririn :”Haaaa…., kejutan…?????”
Anton :”Iya…, rencanaku tahun baru nanti akan pulang ke Medan dan membawa Lili turut serta… Tapi…, karena kalian sudah di sini ya…sudah…”
Lili :”Bang… ajak masuk dong mereka…”
Anton :”Oh..ya..hampir lupa …., ayo masuk … inilah rumah Anton ‘yah…”
Ibu :”Kalian tinggal berdua di sisi..?” (curiga)
Lili :”Tidak bu…, aku masih tinggal dengan orangtuaku di Malang.” (sementara mereka masuk ke rumah, kecuali Ririn)
Ririn :”Eh…,tunggu dulu…!” (pura-pura marah)
Anton :”Ada apa Rin…?”
Ririn :”Kurasa…kita lupa akan seseorang….”
Anton :(ayah dan ibu tersenyum, sementara Anton dan Lili kebingungan) “Siapa…?”
Ririn :(menarik tangan Mawar) “ Kak…,Ayo masuk…”
Anton :”Siapa sih…?”(Antong masih heran)
Ririn :”Kejutan…!!!!”
Anton :”Mawar…” (bertambah heran)
Mawar :”Selamat Natal Anton…, Lili…”
Lili :”Oh…Kakak ini yang namanya Mawar itu, toh…” (Mawar menunduk) “ Ohya kak, dari mana kakak tahu bahwa Aton tinggal di sini?”
Mawar :”Sebenarnya aku juga tinggal di kota ini…dan…telah lama aku tahu tentang rumah ini dan hubungan kalian. Dulu aku kerja di Kalimantan, tapi perusahaan memindahkanku ke kota ini. Dan entah mengapa aku pernah sekilas melihat Anton pulang dari gereja, lalu kuikuti dia sampai kes ini. Aku jugalah yang mengundang ayah dan ibu ke sini. Terima kasih Lili karena kamu talah mengembalikan semangat Anton…”
Lili :”Tidak, kak…” (memeluk Mawar sambil menangis) “akulah yang seharusnya berterimakasih kepada kakak… Kalau nggak ada kakak…,mana mungkin aku dapat bertemu dengan bang Anton…” (sementara yang lain tersenyum bahagia)
Ayah :”Sudah…sudah…, sekarangkan hari yang bahagia…, jadi mari kita rayakan Natal ini dengan penuh kegembiraan….”
Suara :Akhirnya mereka pun hidup dengan bahagia. Kalau tidak ada kartu itu ; Tidak mungkin Lili dan cemburu, dan kemudian tau segala hal tentang Anton dan Mawar…, kakak angkatnya itu. Jadi hikmah yang dapat kita petik dari cerita ini adalah bahawa kita harus yakin kepada orang lain, dan jangan terburu oleh emosi. Sebab Yesus mengajarkan kepada kita untuk saling mengasihi…..

Selamat Natal
&
Tahun Baru

Batu, 6 Desember ‘04
Oleh: Fr. A.Laurentius.Situmorang

Tidak ada komentar: